Apa kabarmu cintaku?
Satu hari aku lalui tanpamu terasa sepi, aku seperti terasing ditempatku berpijak...
Sayang, aku tulis ini dengan tangan masih terasa teramat dingin dan bibir terkatup seakan enggan untuk berucap...
Sayang, saat kamu marah atau saat kamu meluapkan kekesalan kamu atas sikap dan kata-kataku, mungkin aku menjadi lebih diam...dan mungkin kamu seperti menghadapi orang yang sama sekali tidak kamu kenal.
Ternyata, aku juga merasakan hal yang sama, aku tidak mengenal diriku yang sesungguhnya...aku merasa bingung, dan tersesat pada jalan yang sangat ku kenal...Aku merasa terasing...
Aku selalu diam adalah semata-mata untuk lebih memahami diriku...mencoba meyakinkan hatiku yang gundah....meyakinkan bahwa engkau dermaga hatiku..Dimana akan ku tambatkan perahu-perahu cintaku dan dari dermaga itulah kita akan berlayar mengawali petualangan cinta kita, mengarungi samudera kehidupan yang tak berbatas...Berjuang melawan hempasan gelombang, tamparan ombak, dinginnya air laut dan terpaan badai asmara kita....
Sayang, aku selalu memilih diam saat emosi kita bertaut, bukan untuk meninggalkanmu dalam kesedihan dan kebingungan. Aku hanya mencoba mengatasi ketidakberdayaanku dalam menghadapi kerinduan yang membuncah bagaikan air bah yang menjebol tanggul-tanggul kesadaranku....
Aku memutuskan untuk diam adalah untuk menyakinkan diriku bahwa kamu adalah pilihanku yang terbaik, Kamu adalah pasangan jiwaku yang terindah dan kamu adalah salah satu alasanku untuk tetap hidup...
Jika aku memohon kepada Tuhan, aku akan meminta kepada-Nya agar kita bisa hidup seribu tahun lagi dan dalam seribu tahun itu, aku ingin menghabiskannya bersamamu, merajut tali kasih kita hingga menjadi jaring-jaring yang dapat mengelilingi galaksi ini. Aku akan memohon agar diberi kekuatan super hingga aku bisa memetik bintang-bintang diangkasa dan akan kupersembahkan kepadamu.....
Aku diam bukan berarti aku bosan, aku diam bukan berarti aku tidak peduli. Dalam diam aku berfikir, merenungi, aku memaksa otak dan hatiku untuk menemukan formula yang tepat untuk membahagiakanmu selamanya. Aku berfikir bagaimana membuatmu selalu tersenyum bahagia dalam setiap laku dan kata-kataku....
Tapi sepertinya aku gagal, aku hanya bisa membuatmu sedih hingga kamu harus meneteskan air mata..... aku hanya bisa membuatmu gelisah dan murung...saat kamu berbicara denganku ataupun saat kamu memikirkan tentang aku...Maafkan aku yang tidak berdaya ini, maafkan aku dan berikanlah seuntai senyum manis yang biasa kamu berikan. Aku bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat kesilapan, aku juga bukan si bongkok yang selalu membuat kesalahan. Aku bukan orang yang lemah yang selalu mengalah dalam ketidakberdayaanku. Aku juga bukan orang yang kuat hingga aku mencuatkan keberdayaanku. Aku hanya setetes air dalam lautan yang maha luas, aku hanyalah manusia yang syarat akan kesilapan dan kekurangan.
Maafkan aku cintaku...
Sungguh aku selalu merindukanmu...Letakkanlah tanganmu yang mungil didadaku dan hitunglah detak jantungku. Sebanyak itulah rinduku padamu...sebab rinduku bagaikan sel yang berkembang...dari satu menjadi dua...empat...enam belas...sejuta...semilyar dan seterusnya hingga kita kehabisan kata untuk menghitungnya....
Cintaku, satu pintaku...janganlah menangis...janganlah meneteskan air mata lagi sebab aku akan menjadi sangat sedih jika tahu kamu menangis...janganlah menangis...karena aku sangat mencintaimu...
Dan terakhir, pejamkanlah matamu cantik....dan ijinkanlah aku mengecup keningmu.....
Hatiku melekat pada pikatmu...
Mengagumi setiap lakumu...
Mewujudkan impian-impianku...
Pandanglah aku cantik...dan berilah aku senyum...
Agar aku bisa mengungkapkan isi hatiku...
Agar aku bisa lebih mengenal pesona indahmu....