Murka!
Ku lihat, ku dengar dan ku rasa...
Sepi merasuk hingga otakku busuk...
Tak ada yang menarik diantara pijar lampu-lampu dendam...
Aku ingin membelaimu, lalu ku tancapkan belati diujung matamu...
Karena kemarahan yang menggema telah membentuk nada-nada penuh luka...
Tak ada lagi kedamaian disana, karena yang tersisa hanyalah murka...
Darah-darah kebencianku pun mencuat hebat ditengah hujan lebat...
Tak ada yang mampu menahan gelombang badai penuh hujat...
Tidak KAU juga AKU!
Karena hanya KITA yang mampu membunuh malaikat bertanduk dengan sebilah parang diatas jurang!
Lalu butiran air pun menetes dicelah matamu yang tertutup...
Bibirmu pun terkatup....
Tak ada lagi mantra yang mampu kau ucap untukku yang terkutuk...
Hanya awan-awan yang mampu menatapmu....
Dalam sendu...
Tanpa rindu....
Juga Aku....
Sepi merasuk hingga otakku busuk...
Tak ada yang menarik diantara pijar lampu-lampu dendam...
Aku ingin membelaimu, lalu ku tancapkan belati diujung matamu...
Karena kemarahan yang menggema telah membentuk nada-nada penuh luka...
Tak ada lagi kedamaian disana, karena yang tersisa hanyalah murka...
Darah-darah kebencianku pun mencuat hebat ditengah hujan lebat...
Tak ada yang mampu menahan gelombang badai penuh hujat...
Tidak KAU juga AKU!
Karena hanya KITA yang mampu membunuh malaikat bertanduk dengan sebilah parang diatas jurang!
Lalu butiran air pun menetes dicelah matamu yang tertutup...
Bibirmu pun terkatup....
Tak ada lagi mantra yang mampu kau ucap untukku yang terkutuk...
Hanya awan-awan yang mampu menatapmu....
Dalam sendu...
Tanpa rindu....
Juga Aku....
1 Comments:
aku terpuruk dalam diam
ada sebuah hasrat yang tak mampu hilang
meski aku telah mencoba menyirnakannya
Post a Comment
<< Home