Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Saturday, November 27, 2004

...Coretan Waktu...


,
originally uploaded by GieL.
:: N!KoT!N ::
Ketika penat meraja rokok pun menjelma
menjadi sebuah pelarian, dimana bosan bertahta....
Aku mencoba berlari menghindar dari kepulan asap...
Aku mencoba menjauh dari nikotin yang terus meratap...
Memohon agar aku cepat menghisap...

Aku dungu, melihat diriku yang terpuruk disini sendiri bersama rindu...
meski ku coba untuk berdiri tegar diatas tusukan jarum ditelapak kakiku....
Aku coba untuk tetap tersenyum dibalik tamparan kedunguan bathinku....
Kesendirian membuat aku menjadi kuat, membuat aku menjadi angkuh....
Membentuk jiwaku menjadi orang yang merasa dibesarkan oleh kesepian...
4 batang rokok sudah habis ku hisap bersama kepulan asap...
feel better, hanya itu yang mampu aku ucap dibalik sepi yang terus menancap...
Salahkah aku berkawan lagi dengan nikotin dan kepulan asap?
Ketika orang-orang enggan untuk bisa menatap keheningan bathin yang terucap...
Biarkan aku sendiri jika kamu benci melihat aku disini mendekap asap
Tinggalkan aku dan pergilah, jika kamu muak dengan mataku yang tajam menatap....
Karena penat telah menggerogoti seluruh relung jiwaku yang senyap...
Karena bosan telah setubuhi jiwaku yang tak lagi mampu untuk kepakan sayap....

In the middle of time......
Nikotin kuasai lagi tubuh gue saat gue memutuskan untuk tidak lagi menyentuhnya...
akankah semua muak sirna dari mata gue? saat orang merasa bosan dengan hadirnya gue....
salahkah gue yang merasa nikotin adalah separuh dari jiwa gue yang pernah hilang?
Gue berusaha untuk menghindar dan gue mencoba berlari dari realita yang terjadi didalam hidup gue....
Kadang keterpurukan membuat sayap gue patah dan tidak mampu lagi gue untuk terbang...
Jangan pernah bilang gue adalah lemah karena gue masih bisa bertahan ditengah badai yang guncang hidup gue...
Hanya diam yang gue bisa saat mulut gue terasa sumpek dengan semua kata-kata penuh kebimbangan...
Jangan beri gue nasihat saat gue ingin diam didalam ruang gelap yang lebih indah dari pada keramaian...
Seperti malam itu, saat hujan dan guruh iringin langkah gue yang gontai tidak bertujuan, meski gue tau gue harus pulang
Berjalan gue sendiri ditengah lebat hujan, dimalam hari setelah gue ketemu sama sahabat yang senantiasa ada...
Setelah gue berusaha untuk tertawa ditengah-tengah mereka yang mungkin tidak akan pernah tahu kelamnya gue....
Dingin, hanya itu yang gue rasa saat gue berjalan didalam sepinya sisi malam....
Berharap seseorang akan datang dan menyapu butiran air yang menutupi wajah gue....
Tapi...semua cuma sebuah harap yang terhalang tembok besar yang sulit untuk bisa gue melompat....
Pusing gue sama semua kata-kata yang tidak bisa dijabarkan dengan sewajarnya kalimat...
Seperti halnya mereka yang diam dan hanya membaca tanpa mampu mengartikan semua kata yang tercipta...
Sunyi membakar semua akal sehat gue, saat gue merasa seperti gila karena cinta yang ingin gue rasa nyata....
Bidadari yang tersembunyi diantara laut samudera....membuat gue ingin mendekapnya malam itu....
Tapi gue hanya mampu menatapnya, disebuah kotak tehnologi yang berhasil menyihir gue menjadi candu....

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Wednesday, November 10, 2004

>> Pertikaian Jiwa <<


,
originally uploaded by GieL.
Kraaaaak...bunyi ranting-ranting yang patah dihatiku...
Sakitnya menusuk hingga relung jiwaku...
Mengapa harus sakit yang aku rasa, sedang hanya cinta yang aku punya?

Bodoh! Cinta itu memang indah tapi akan menggeroti jiwamu perlahan
Hingga kau menjadi orang yang lemah dan tak berdaya karena luka...
Denyut nadimu pun akan terhenti saat jaring cinta yang mendamaikanmu itu terbakar...

Tidak!!! aku tidak bodoh dan jaring cintaku pun tidak akan pernah terbakar!
karena jaring cintaku akan tetap utuh dan sempurna untuk perempuanku...
Meski harus kurasakan sakit diantara cinta yang tumbuh dijiwaku...
Dan jaring cintaku akan tetap indah dan sejuk untuk perempuanku...

Hey kamu, buka matamu...jangan hanya mulutmu!!!
Lihat sekeliilngmu...lihat dirimu...
Kamu tidak ubahnya seperti kuman yang menempel didinding hatimu...
Kamu seperti sampah yang berserakan disetiap sudut ruang jiwamu...

Ya, biarlah aku kuman, atau sampah seperti yang ada dimulutmu...
Tapi, aku memiliki hati yang tidak mungkin menjadi sampah seperti hatimu...
Akupun memiliki rasa yang tidak menjelma menjadi kuman yang ada di darahmu!
Tapi, aku memiliki cinta yang tidak akan mungkin menjadi kuman seperti dicintamu!
Tapi apakah orang sepertimu memiliki cinta? sedang cinta bagimu hanya sebuah kuman dan sampah?
Hey mengapa kamu diam?
Sudah muak'kah kamu dengan kata-kata?
Tak mampukah kamu merangkai lagi kalimat busuk yang tercipta?

Aku diam...bukan kalah, tapi aku diam hanya memikirkan apa yang harus aku katakan!

Ya! itulah kebodohanmu, kau anggap aku adalah bodoh....
Tapi nyata dan jelas sekali bodoh itu meresap kedalam detak jantungmu...
Dan mengalirkan darah ke otakmu....
Siapakah yang bodoh? Kamu atau aku?

Kamu!!! tetap kamu yang bodoh!

Tidak aku tidak bodoh...! Kamu yang bodoh!
Karena tanpa kau sadari, telah kutancapkan tombak dikepalamu....

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Tuesday, November 09, 2004

:: Ketika Jariku Bicara ::


,

originally uploaded by GieL.
Tak ada yang mengalir dalam otakku...pikiranku kosong, aku tak tahu harus berkata apa. Suara-suara bathinku bergeming disetiap sudut hati yang menerobos masuk kedalam jelangga jiwa. Apa yang harus aku katakan? Bisik suara bodohku dari detak jantung yang berdetak seiring dentuman bom-bom yang menggelegar sebagian tampat di Jakarta.
Kebisingan membuat setiap orang berubah menjadi orang gila yang tak henti-hentinya berteriak lapar. Apakah kelaparan sudah menjadi tradisi di negeri ini? Kekacauan terjadi, kerusuhan tercipta tanpa sebab dan selalu meninggalkan akibat yang sulit dipertanggung jawabkan. Kekesalan, kebodohan, tangisan, cacian dan makian yang hanya dapat disuarakan dari mulut-mulut kecil yang menggigil ditengah kota yang gersang. Apakah harus kita korbankan darah dan nyawa si kecil ditengah malam? Haruskah mereka berada ditengah jalan menadahkan tangan untuk menyambung hidup hari ini dan esok? Kemana orang tua yang melahirkan mereka? Dimana pabrik telur dan gudang sperma yang menciptakan denyut nadi mereka? Hilangkah? Pergikah? Tidak mereka tidak hilang, mereka tidak pergi, tapi mereka mati! Mati hati karena mereka hanya mampu menciptakan si kecil tanpa harus merawat dan menjaga serta membesarkan dengan kasih sayang! Mengapa tidak kamu bom saja pabrik telur dan gudang sperma itu? Agar tidak lagi ada tercipta si kecil yang tak berdosa untuk menjilat badan jalan