Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Tuesday, November 09, 2004

:: Ketika Jariku Bicara ::


,

originally uploaded by GieL.
Tak ada yang mengalir dalam otakku...pikiranku kosong, aku tak tahu harus berkata apa. Suara-suara bathinku bergeming disetiap sudut hati yang menerobos masuk kedalam jelangga jiwa. Apa yang harus aku katakan? Bisik suara bodohku dari detak jantung yang berdetak seiring dentuman bom-bom yang menggelegar sebagian tampat di Jakarta.
Kebisingan membuat setiap orang berubah menjadi orang gila yang tak henti-hentinya berteriak lapar. Apakah kelaparan sudah menjadi tradisi di negeri ini? Kekacauan terjadi, kerusuhan tercipta tanpa sebab dan selalu meninggalkan akibat yang sulit dipertanggung jawabkan. Kekesalan, kebodohan, tangisan, cacian dan makian yang hanya dapat disuarakan dari mulut-mulut kecil yang menggigil ditengah kota yang gersang. Apakah harus kita korbankan darah dan nyawa si kecil ditengah malam? Haruskah mereka berada ditengah jalan menadahkan tangan untuk menyambung hidup hari ini dan esok? Kemana orang tua yang melahirkan mereka? Dimana pabrik telur dan gudang sperma yang menciptakan denyut nadi mereka? Hilangkah? Pergikah? Tidak mereka tidak hilang, mereka tidak pergi, tapi mereka mati! Mati hati karena mereka hanya mampu menciptakan si kecil tanpa harus merawat dan menjaga serta membesarkan dengan kasih sayang! Mengapa tidak kamu bom saja pabrik telur dan gudang sperma itu? Agar tidak lagi ada tercipta si kecil yang tak berdosa untuk menjilat badan jalan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home