Aku telah berusaha untuk bisa membencimu, aku telah mencari celah agar aku bisa melupakan senyummu, juga aku telah mencoba memaki hati agar aku bisa melepas semua cinta yang salah ini….
Tak pernah henti aku katakan pada hatiku bahwa kamu JAHAT bahwa kamu tidak layak untuk aku cintai, bahwa kamu adalah wanita yang tak pernah memiliki cinta sejati. Aku ingin menjadi begitu sangat membencimu dengan mengingat apa yang telah kau perbuat padaku. Aku tak pernah mengharapkan kau akan mengingatku, dalam rentang waktu yang begitu jauh, aku tetap menyadari bahwa kau tak mungkin ku peluk.Kau bukan lagi seperti kau yang dulu pernah ku cinta, kau bukan lagi seperti kau yang dulu dengan lembut membimbingku, dengan tulus menyayangiku, dengan cinta mencintaiku….karena kau bukan lagi kau yang menanamkan dosa dalam cinta, juga memalingkan aku dalam benci…..
Hari yang aku jalani tak pernah lepas dengan segala sesal, juga kebencian yang seakan mendarah daging dalam hati juga jiwaku. Aku seketika seperti orang yang begitu ingin memaki takdir, aku seolah menjadi orang yang telah menjadi candu pada segala obat penenang agar aku bisa melupakanmu…..
Melupakan segala kenangan indah, segala tawa yang kita bagi, juga tangis yang kita rasakan….aku memilih menelan pil-pil penenang agar aku mampu kendalikan emosiku, agar aku mampu menepiskan bayangmu yang tak pernah lelah mengganggu pikiran juga emosiku. Aku memilih menelan pil-pil itu agar aku mampu mampu tertidur pulas, terkulai dalam hening juga terlelap dalam rutinitasku akan rasa sakit.
Aku merasa lelah memikul rasa ini, yang aku sadari adalah salah. Tak henti akupun sering bertanya, mengapa kau tinggalkan aku sendiri? Kau dulu yang sangat aku cintai, kau yang dulu sangat ingin aku lindungi, kau dulu yang selalu bertahta dalam benakku sekarang pergi, tanpa jejak hingga sulit bagiku untuk mencari. Mencari seraut wajah yang pernah ku pandang, mencari alunan suara yang dulu sering ku dengar. Sekarang hanya ada hening, sekarang hanya ada butiran air mata, juga letih akan sebuah rasa yang ku sebut Luka….
Aku bukan ingin berpujangga, aku pun bukan ingin merayumu untuk kembali padaku, mencintaiku seperti dulu. Aku sadar, bahwa kau terlalu indah untuk bisa aku miliki, kau terlalu baik untuk bersama diriku yang jahat. Tak ada lagi yang mampu ku lakukan, aku hanya terdiam, merasakan ketika rasa sakit itu menggerogoti hatiku hingga aku menangis…menahan pedih yang teramat perih.
Dalam sujudku menangis dan menangis, meratapi segala dosa….dosa yang dulu pernah aku agungkan, dosa yang dulu pernah membuat aku merasa manusia sempurna juga dosa yang dulu pernah membuat aku menjadi satu-satunya yang bahagia.
Dalam sujudku merintih, agar segera rasa sakit ini berhenti dan pergi….agar tak lagi memberiku alasan untuk menangis…meratapi takdir yang begitu getir…
(Saat ini, saat hujan membasahi bumi aku mengingatmu dalam diam)