Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Saturday, December 23, 2006

..::Kuntilanak::..

Dibawah sinar rembulan yang merah
Dibalik kisi jendela kamar.
Ada rinduku menunggu, membuat resah jiwa
Kuingat kamu Kuntilanak pohon durian
Disaat mata enggan dipejamkan,
Kucoba untuk mengusir sepi
Kutulis kata ini dan kubayangkan kenangan yang pernah ada bersamamu
Bersama pocong loncat,
disini didalam hati ini....
selalu Ada gederuo untukmu

09 Januari 2004
~Giel~

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Tuesday, October 03, 2006

Dalam diamku...

Aku memendam rinduku dalam diam
Dalam rasa yang menggema tanpa nada
Dalam setiap pedih yang menusuk tanpa sisa
Sebab aku mencintaimu tanpa kata...
Tanpa segala yang mampu ku ucap dan kau rasa
Karena aku selalu mengeluh pada angin
Pada malam, juga pada hujan yang jatuh dipelataran hening.

Aku menemukan cinta pada segala keangkuhanmu
Aku mengakui cinta pada semua kebencianku!
Entah, telah berapa malam aku tanggalkan untuk mengusir bayangmu
Untuk mengatakan bahwa aku tak pernah menginginkanmu!
Tapi, semua itu tak pernah mampu menghapus
tiap bilur raut wajahmu dibenak hitamku.
Sejak dulu, sejak aku bertemu denganmu
ditangga itu....!

(Untuk seseorang yang tak pernah aku inginkan ada! It's you Lullaby!)

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Friday, June 09, 2006

Tuhan...

Tuhan,
Aku resah malam ini….
Entah kenapa dadaku bergetar tiap kali ku ingat dirinya….
Tak pernah sedikitpun aku mengira, rasa ini akan ada…
Sebuah rasa yang tak mungkin menjadi nyata….

Tuhan,
Aku hanyalah sebuah kesunyian yang merindukan tawa.
Dibilik hatiku menangis, dan bertanya “Mengapa rasa ini ada?”
Aku tak pernah menyangka bahwa malam ini aku merindukannya.
Meski telah ku coba menepis bayang dan senyumnya….

Tuhan,
Mata itu terlalu indah untuk bisa aku lupakan…
Senyum itu terlalu manis untuk bisa aku tepiskan…
Entah kenapa, aku selalu dan selalu menginginkannya…
Seperti malam ini, aku sangat ingin memeluknya….

Dosakah aku Tuhan, jika aku ingin dia tau apa yang aku rasa?
Sebuah rasa yang tak pernah aku kira akan ada...
Sebuah bayang yang tak pernah aku ingin akan hadir...
Semua itu adalah dia, sosok yang terindah dihati dan mataku...

Tuhan,
Aku tahu, Engkau tak pernah membiarkan manusia hidup dalam kesendirian…
Aku juga tahu, Engkau selalu menciptakan manusia berpasang-pasangan….
Tapi, bolehkah aku memilih dia untuk ku jadikan pasangan hidupku?
Setidaknya mungkin Engkau bisa memberikan aku sedikit toleransi kan Tuhan?

Tuhan,
Boleh aku tanya sesuatu?
Mengapa kau ciptakan hatiku berbeda dengan yang lain?
Haruskah aku terima takdir-Mu dengan senyum?
Sementara aku tidak ingin tersenyum, Tuhan….

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Wednesday, May 10, 2006

Aku mengingatmu dalam diam..

Aku telah berusaha untuk bisa membencimu, aku telah mencari celah agar aku bisa melupakan senyummu, juga aku telah mencoba memaki hati agar aku bisa melepas semua cinta yang salah ini….
Tak pernah henti aku katakan pada hatiku bahwa kamu JAHAT bahwa kamu tidak layak untuk aku cintai, bahwa kamu adalah wanita yang tak pernah memiliki cinta sejati. Aku ingin menjadi begitu sangat membencimu dengan mengingat apa yang telah kau perbuat padaku. Aku tak pernah mengharapkan kau akan mengingatku, dalam rentang waktu yang begitu jauh, aku tetap menyadari bahwa kau tak mungkin ku peluk.Kau bukan lagi seperti kau yang dulu pernah ku cinta, kau bukan lagi seperti kau yang dulu dengan lembut membimbingku, dengan tulus menyayangiku, dengan cinta mencintaiku….karena kau bukan lagi kau yang menanamkan dosa dalam cinta, juga memalingkan aku dalam benci…..

Hari yang aku jalani tak pernah lepas dengan segala sesal, juga kebencian yang seakan mendarah daging dalam hati juga jiwaku. Aku seketika seperti orang yang begitu ingin memaki takdir, aku seolah menjadi orang yang telah menjadi candu pada segala obat penenang agar aku bisa melupakanmu…..
Melupakan segala kenangan indah, segala tawa yang kita bagi, juga tangis yang kita rasakan….aku memilih menelan pil-pil penenang agar aku mampu kendalikan emosiku, agar aku mampu menepiskan bayangmu yang tak pernah lelah mengganggu pikiran juga emosiku. Aku memilih menelan pil-pil itu agar aku mampu mampu tertidur pulas, terkulai dalam hening juga terlelap dalam rutinitasku akan rasa sakit.

Aku merasa lelah memikul rasa ini, yang aku sadari adalah salah. Tak henti akupun sering bertanya, mengapa kau tinggalkan aku sendiri? Kau dulu yang sangat aku cintai, kau yang dulu sangat ingin aku lindungi, kau dulu yang selalu bertahta dalam benakku sekarang pergi, tanpa jejak hingga sulit bagiku untuk mencari. Mencari seraut wajah yang pernah ku pandang, mencari alunan suara yang dulu sering ku dengar. Sekarang hanya ada hening, sekarang hanya ada butiran air mata, juga letih akan sebuah rasa yang ku sebut Luka….

Aku bukan ingin berpujangga, aku pun bukan ingin merayumu untuk kembali padaku, mencintaiku seperti dulu. Aku sadar, bahwa kau terlalu indah untuk bisa aku miliki, kau terlalu baik untuk bersama diriku yang jahat. Tak ada lagi yang mampu ku lakukan, aku hanya terdiam, merasakan ketika rasa sakit itu menggerogoti hatiku hingga aku menangis…menahan pedih yang teramat perih.
Dalam sujudku menangis dan menangis, meratapi segala dosa….dosa yang dulu pernah aku agungkan, dosa yang dulu pernah membuat aku merasa manusia sempurna juga dosa yang dulu pernah membuat aku menjadi satu-satunya yang bahagia.
Dalam sujudku merintih, agar segera rasa sakit ini berhenti dan pergi….agar tak lagi memberiku alasan untuk menangis…meratapi takdir yang begitu getir…

(Saat ini, saat hujan membasahi bumi aku mengingatmu dalam diam)

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Sunday, March 12, 2006

Murka!

Ku lihat, ku dengar dan ku rasa...
Sepi merasuk hingga otakku busuk...
Tak ada yang menarik diantara pijar lampu-lampu dendam...
Aku ingin membelaimu, lalu ku tancapkan belati diujung matamu...
Karena kemarahan yang menggema telah membentuk nada-nada penuh luka...
Tak ada lagi kedamaian disana, karena yang tersisa hanyalah murka...
Darah-darah kebencianku pun mencuat hebat ditengah hujan lebat...
Tak ada yang mampu menahan gelombang badai penuh hujat...
Tidak KAU juga AKU!
Karena hanya KITA yang mampu membunuh malaikat bertanduk dengan sebilah parang diatas jurang!
Lalu butiran air pun menetes dicelah matamu yang tertutup...
Bibirmu pun terkatup....
Tak ada lagi mantra yang mampu kau ucap untukku yang terkutuk...
Hanya awan-awan yang mampu menatapmu....
Dalam sendu...
Tanpa rindu....
Juga Aku....

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Tuesday, February 14, 2006

Tuhan...

Malam ini aku tidak menangis Tuhan.
Lihatlah, tak ada air mata!
Karena kau pernah katakan bahwa aku diciptakan dari air mata dan penderitaan.
Jadi, untuk apa aku menangis kan Tuhan?

Terlalu...

Cinta kita terlalu suci untuk dinodai...
Terlalu baik untuk dibenci...
Terlalu manis untuk dilupakan...
Terlalu kuat untuk dihancurkan...
Terlalu abadi untuk dimusnahkan...
Terlalu jauh untuk diraih...
Terlalu sakit untuk dijalani...
Terlalu aku padamu....

 Aku mencintaimu dengan caraku, dengan cara bagaimana ketulusan itu membimbingku. Cinta tidak melepaskan apa yang ingin kita genggam juga tidak menggenggam apa yang ingin kita lepas, cinta itu membebaskan, mencintai Tuhan sekaligus makhluk'Nya bukanlah kesalahan! Jadi? Jadi maafkan aku jika kau mau...

Tuesday, February 07, 2006

Coretan Waktu GieL....

Untuk seseorang yang mampu membuatku menangis.....

Dalam rengkuhan waktu yang seakan tak pernah mau berhenti menghukumku, dalam sunyi, dalam galau, dalam segala rasa yang tak ingin ku rasa. Bayangmu hadir seketika menghentak kesunyianku. Sebuah bayang yang sungguh ingin ku lupa dalam setiap keping ingatanku akan luka. Deburan ombak dilautpun seakan mengguncang setiap detak jantungku yang teringat akan dirinya. Tuhan, mengapa kau ciptakan sebentuk cinta yang akhirnya melukaiku? Membuat diriku enggan lagi untuk tersenyum, membuat hariku seakan tak pernah lari dari kedukaan.

Seiring detak waktu yang berputar, seiring gelombang kesunyian yang mengundang ribuan tetes airmata, aku mengaduh....aku mengaduh pada kehampaan yang mungkin selalu menemani. Sebuah rasa yang tak mungkin bisa tergantikan, sebuah cinta yang tak mungkin dapat ku rasakan. Dia pergi, meninggalkan aku tanpa jejak. Membuatku terguncang dalam keterasingan. Tuhan, sekali lagi ku tanyakan. Adilkah, jika aku tetap menunggu akan hadirnya yang tak mungkin akan pernah hadir lagi untuk ku?

Aku lelah Tuhan, aku ingin pergi dari kenyataan hidup yang selalu menjadikan aku sebagai yang terhukum. Aku lelah jika aku harus menapaki hari tanpa sedikitpun senyum. Apa salahku Tuhan? Mengapa kau ciptakan aku seperti ini? Aku tak ingin menjadi seperti ini....